• Pembelajaran PKn Dengan Media Film dan Video
  • Pengertian Pendekatan Konstruktivisme
  • Karakteristik Pendekatan CTL
Sabtu, 28 April 2012

Karekteristik Pembelajaran Konstruktivisme

Karakteristik Konstruktivisme
Pendekatan konstruktivisme mempunyai beberapa karakteristik. Adapun karakteristik pendekatan konstruktivisme menurut Paul (1997:69) yang menyatakan bahwa pembelajaran konstruktivisme adalah:
1) Orientasi ialah peserta didik diberi kesempatan untuk mengembangkan motivasi dalam mempelajari suatu topik; 2) Elicitasi ialah membantu peserta didik untuk mengungkapkan idenya secara jelas; 3) Retrukturisasi ide terdiri dari klarifikasi ide, membangun ide yang baru, mengevaluasi ide yang baru, mengevaluasi ide baru dengan eksperimen; 4) Penggunaan ide dalam banyak situasi; 5) Review adalah bagaimana ide itu berubah.
Dari karakteristik pendekatan konstruktivisme jelaslah bahwa dalam pembelajaran konstruksi dapat terlaksana, karena dalam pembelajaran konstruksi peserta didik dapat membina pengetahuannya dari pengalaman di lingkungan, sehingga peserta didik dapat memahami akan lingkungan sekitarnya.

DAFTAR PUSTAKA
Paul Suparno. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius
READ MORE - Karekteristik Pembelajaran Konstruktivisme

Prinsip Pendekatan Konstruktivisme

Prinsip Konstruktivisme
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme akan mengaktifkan peserta didik secara aktif sehingga pembelajaran yang didapat oleh peserta didik lebih didasarkan pada proses pencapaian pengetahuan bukan pada hasilnya.
Prinsip konstruktivisme telah banyak digunakan dalam pembelajaran. Menurut Mohammad (2004:4) prinsip utama dalam pembelajaran konstrutivisme adalah: 
1) penekanan pada hakikat sosial dari pembelajaran, yaitu peserta didik belajar melalui interaksi dengan guru atau teman, 2) zona perkembangan terdekat, yaitu belajar konsep yang baik adalah jika konsep itu berada dekat dengan peserta didik, 3) pemagangan kognitif, yaitu peserta didik memperoleh ilmu secara bertahap dalam berinteraksi dengan pakar, dan 4) mediated learning, yaitu diberikan tugas komplek, sulit, dan realita kemudian baru diberi bantuan.

Pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa pendekatan konstruktivisme lebih menekankan keaktifan dan peran serta peserta didik dalam pembelajaran, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator sebagaimanayang dituntut oleh kurikulum.

DAFTAR RUJUKAN
Mohammad Nur. 2004. Pengajaran Berpusat Kepada Siswa dan Pendekatan Konstruktivisme dalam Pengajaran. Jakarta: Universitas Negeri Surabaya
READ MORE - Prinsip Pendekatan Konstruktivisme

Pengertian Pendekatan Konstruktivisme

pendekatan konstruktivisme
Pendekatan konstruktivisme merupakan teori yang menyatakan bahwa peserta didik harus menemukan dan menstransformasikan informasi komplek, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan tersebut tidak sesuai lagi. Menurut Mohammad (2004:2) bahwa pandangan belajar menurut teori konstruktivisme adalah “guru tidak hanya semata-mata memberikan pengetahuan kepada peserta didik, tapi peserta didik harus membangun pengetahuan di dalam benaknya sendiri”. Ini berarti guru harus membantu dengan cara mengajar yang membuat informasi menjadi sangat bermakna dan sangat relevan bagi peserta didik untuk menerapkan sendiri ide-ide dan menggunakan sendiri strategi mereka untuk belajar.
Sedangkan menurut Nurhadi (2003:33) pendekatan konstruktivisme adalah: 
Suatu pendekatan yang mana peserta didik harus mampu menemukan dan mentransformasikan suatu infomasi komplek ke situasi lain, dan apabila dikehendaki informasi itu menjadi milik mereka sendiri. Dalam proses pembelajaran peserta didik membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam pembelajaran dan peserta didik menjadi pusat kegiatan.
Hal ini sejalan dengan Kunandar (2006:301) yang menyatakan bahwa“pendekatan konstruktivisme adalah landasan berfikir pembelajaran kontekstual yang dibangun manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak sekonyong-konyong”.  
Berdasarkan pendapat para ahli di atas pendekatan kostruktivisme merupakan suatu pendekatan yang bersifat membangun pengetahuan peserta didik dengan mengaitkan ilmu yang sudah ada pada peserta didik dengan ilmu yang baru dalam pembelajaran yang aktif untuk menemukan pengetahuan mereka sendiri, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator.
Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Peserta didik perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide.

DAFTAR RUJUKAN
Kunandar. 2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Stuan Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Mohammad Nur. 2004. Pengajaran Berpusat Kepada Siswa dan Pendekatan Konstruktivisme dalam Pengajaran. Jakarta: Universitas Negeri Surabaya

Nurhadi. 2004. Pembelajaran kontekstual dan Penerapan dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang
READ MORE - Pengertian Pendekatan Konstruktivisme

Prinsip Pembelajaran CTL

Prinsip Pembelajaran CTL
Menurut Johnson (2008:69) ”Ada tiga prinsip ilmiah dalam CTL  yaitu: 1) Prinsip Kesaling-bergantungan 2)  Prinsip Diferensiasi 3) Prinsip Pengaturan Diri”. Secara rinci akan diuraikan sebagai berikut:
1)      Prinsip Kesaling-bergantungan
Dengan bekerja sama, siswa terbantu dalam menemukan persoalan, merancang rencana, dan mencari pemecahan masalah. Bekerja sama akan membantu mereka saling mendengarkan  akan menuntun pada keberhasilan. Prinsip kesaling-bergantungan menuntun pada penciptaan hubungan. Guru yang bertindak menurut prinsip ini akan menolong siswa membuat hubungan-hubungan untuk menemukan makna.
2)      Prinsip Diferensiasi
Kata diferensiasi merujuk pada dorongan terus-menerus dari alam semesta untuk menghasilkan keragaman  yang tak terbatas, perbedaan, berlimpahan dan keunikan. Prinsip diferensiasi menyumbangkan kreativitas indah yang berdetak di seluruh alam semesta.
3)      Prinsip Pengaturan Diri
Prinsip pengorganisasian diri menganugerahi setiap entitas dengan kepribadiannya, kesadarannyatentang dirinya, dan potensinya untuk melanggengkan dirinya dan menjadi dirinya. Keterkaitan prinsip-prinsip pengorganisasian diri, kesaling-bergantungan, dan diferensiasi menjaga ketenangan, keseimbangan, dan keberadaan sistem kehidupan  alam semesta.
Berkaitan dengan faktor kebutuhan individu siswa untuk menerapkan pembelajaran CTL  guru perlu memegang prinsip pembelajaran menurut Nurhadi (2003:20) yaitu: ”1) Merencanakan pembelajaran sesuai dengan kewajaran perkembangan mental siswa 2) Membentuk  kelompok belajar yang saling tergantung 3) Menyediakan lingkungan yang mendukung pembelajaran mandiri 4) Mempertimbangkan keragaman siswa 5) Memperhatikan multi-intelegensi 6) Menggunakan teknik-teknik bertanya 7) Menerapkan penilaian autentik”.
Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip pembelajaran CTL sebagai berikut: 1) Merencanakan pembelajaran sesuai dengan kewajaran perkembangan mental siswa 2) Membentuk  kelompok belajar yang saling tergantung 3) Mempertimbangkan diferensiasi (keragaman) siswa 4) Menyediakan lingkungan yang mendukung pembelajaran mandiri 5) Memperhatikan multi-intelegensi 6) Menerapkan penilaian autentik.

DAFTAR RUJUKAN
Johnson, Elain, B. 2008. Contextual Teaching and Learning: what it is and why it’s here to stay.   Bandung: MLC
Nurhadi, dan Agus, Gerrad, Senduk. 2003. Pembelajaran Kontekstual (Contekstual Teaching And Learning/CTL) dan Penerapannya dalam KBK. Malang: UM PRESS
READ MORE - Prinsip Pembelajaran CTL

Karakteristik Pendekatan CTL

pendekatan CTL
Karakteristik kelas yang menggunakan pendekatan CTL, salah satunya adanya pemajangan hasil kerja siswa di dinding kelas. Menurut Nasar (2006:110) pendekatan CTL memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activating knowledge) artinya apa yang akan dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah dipelajarinya 2) Belajar dalam rangka memperoleh dan menambah pengetahuan baru (acquiring knowledge). Pengetahuan baru itu diperoleh dengan cara deduktif artinya pembelajaran dimulai dengan mempelajari secara keseluruhan, kemudian memperhatikan detailnya 3) Pemahaman pengetahuan (understandisng knowledge) artinya pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal tetapi untuk dipahami dan diyakini 4) Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi pengembangan pengetahuan. Hal ini dilakukan sebagai umpan balik untuk proses perbaikan penyempurnaan strategi.

Menurut Wina (2007:256) karakteristik penting dalam proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL:
1) Dalam CTL, pembelajaran merupakan poses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activing knowledge). Artinya apa yang akan dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah dipelajari 2) Pembelajaran CTL adalah belajar dalam rangka memperoleh dan menambahkan pengetahuan baru (acquiring knowledge) 3) Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge) yaitu pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal tetapi untuk dipahami dan diyakini 4) Mempraktikkan pemahaman dan pengalaman tersebut (apllying knowledge) yaitu pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa 5) Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi pengembangan pengetahuan.

Karakteristik pendekatan CTL dari pendapat para ahli di atas peneliti dapat menyimpulkan adalah  sebagai berikut: 1) Pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activating knowledge) 2) Menambahkan pengetahuan baru (acquiring knowledge) 3) Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge) 4) Berpikir kritis dan kreatif 5) Mempergunakan penilaian autentik 6) Mempraktikkan pemahaman dan pengalaman tersebut (apllying knowledge) yaitu pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa 7) Bekerja sama dan 8) Refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi pengembangan pengetahuan.
DAFTAR RUJUKAN
Nasar. 2006. Merancang Pembelajaran Aktif dan Kontekstual Berdasarkan SISKO 2006. Jakarta: Grasindo
Wina, Sanjaya. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group


READ MORE - Karakteristik Pendekatan CTL